Minggu, 13 April 2014

HISTORY OF ROUDHOTUL QURAN

Pondok Pesantren Putri Roudhotul Qur'an (untuk selanjutnya di sebut dengan PPRQ) didirikan oleh Hj. Badi'ah Munawwir, putri pasangan K.H M. Munawwir (Pendiri Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta) dan Ny. Hj. Salimah. Nyai Badi'ah merupakan kakak kandung Hj. Jauharoh Munawwir, istri KH. Mufid Mas'ud. Beliau hijrah ke Banyumas tahun 1956 mengikuti suaminya, KH Fathuddin yang kemudian menjadi anggota DPR Banyumas pada waktu itu. Di Banyumas beliau mengangkat Hj. Nur Sochifah, Putri KH. Mufid Mas'ud yang ke-enam (6) sebagai putri angkatnya karena Hj. Badi'ah tidak berputra. Awalnya Hj. Badi'ah mendirikan PPRQ hanya di atas tanah seluas 30 m2 berupa bangunan kecil di belakang rumah, santri yang mukim waktu itu sekitar enam santri yang kesemuanya berasal dari desa sekitar dan hanya ngaji Al-Qur'an. pada tanggal 19 Januari 1986 Hj. Nur Sochifah dijodohkan oleh ayahnya dengan KH. Atabik Yusuf Zuhdi putra dari K. Yusuf Zuhdi. setelah pernikahan tersebut, pengelolaan pesantren Roudhotul Qur'an diserahkan oleh Hj. Badi'ah kepada KH. Atabik YZ dan isterinya. perkembangan pesantren cukup menggembirakan, dari enam santri kemudian berkembang menjadi 30 santri. Tahun 1990 ketika KH. Atabik mendirikan Sekolah Menengah Umum (SMU), pesantren ini benar-benar bangkit menjadi pesantren yang besar dan mapan.

PPRQ berlokasi di Desa Sirau Kecamatan Kemranjen Kebupaten Banyumas Propinsi Jawa Tengah. Daerah sekitar pesantren ini semula sepi, terpencil dari hiruk pikuk keramaian. Orang harus pergi ke kota yang jaraknya kurang lebih lima kilometer seandainya ingin berbelanja sesuatu dalam jumlah yang agak besar. ketika keberadaan pesantren sudah semakin mapan dan dikenal luas, tirai keterbelakangan masyarakat pun mulai tersibak, transportasi umum menambah Desa Sirau. pada gilirannya aktivitas masyarakat, lebih-lebih aktivitas perekonomian ikut pula terdongkrak. Desa Sirau yang semula mungkin tidak tertera dalam peta kemudian menjadi tujuan orang-orang dari berbagai daerah.

Tahun 1995 adalah tahun berkabung bagi segenap keluarga besar PPRQ, Hj. Badi'ah Munawwir berpulang ke hadirat Allah setelah menjalani perawatan di RS. Sardjito Jogjakarta dan dimakamkan di Dongkelan, menjadi satu dengan makam ayahnya KH. M Munawwir. Sejak saat itu PPRQ sepenuhnya dinahkodai oleh KH. Atabik YZ dan Hj. Nur Sochifah. Pada tahun 1990-an K.H Atabik Yusuf Zuhdi mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan pada tahun 2003 santri pesantren ini bertambah menjadi sekitar 150-an santriwati, hal ini tak lepas dari terobosan yang dilakukan oleh KH. Atabik dengan mendirikan SMP Ma'arif NU 2 dan SMK Ma'arif pada tahun 2004. Saat ini (2014) jumlah santri putri tercatat sekitar 400 anak, sedangkan santri putra ada 120 anak. Sementara siswa yang tidak mondok, atau hanya sekolah di lembaga yang dijalankan PPRQ ini mencapai 1500-an anak. Oleh KH. Attabik PPRQ terus diperluas tanahnya menjadi dua hektar dan ditambah beberapa lokal bangunan, ini dikarenakan santri yang mondok di pesantren ini semkin banyak dan bangunan yang ada sudah tidak bisa menampung lagi.
 
Saat ini PPRQ telah membuka ruang baru untuk menampung santri Mahasiswa di Desa Ciwarak Kecamatan Sumbang Ibukota Kabpuaten Banyumas yakni Purwokerto Timur Jawa Tengah. Pondok pesantren ini diberi nama PPRQ Komplek 2 (Asrama Mahasiswa). Komplek 2 tersebut khusus untuk menampung mahasiswa yang menginginkan kuliah di Purwokerto akan tetapi tetap berada di pondok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar